Tetapi kali ini, sejarah mencatat dengan tinta emas, semua mata menyaksikan keindahan akhlak kaum mukmin, dan telinga mendengar melalui ragam apresiasi positif, bahwa inilah unjuk rasa terbanyak didunia dan terdamai jika di lihat dari jumlah massa hadir di perkirakan sampai 7,5 juta yang belansung damai, yang para ahli berkata, semakin banyak manusia, potensi komplik semakin besar. Ternyata teori itu tidak terbukti. Hal Ini tidak lain dilandasi niat tulus dan dibarengi komitmen kuat masing pihak. Dari GNPF MUI dan Aparat Keamanan TNI dan Polri sepakat untuk menegakkan Siskamtibmas dangan tema unjuk rasa super damai dengan zikir dan doa.
Apresiasi bagi Kapolri yang membarikan ruang dialog kepada pihak GNPF MUI sebelum hari H yang hasilnya, menurut wakil ketua GNPF MUI Ust Dr. Zaitun Rasmin bahwa ide dimonas 212 untuk menyalurkan "energi besar" ummat muslim murni dari ide "Bapak Kapolri Jenderal Tito". Kata Ust Zaitun Rasmin sewaktu dialog di TV One pasca unjuk rasa 212 yang juga beliau ketua umum Wahda Islamiyah. Apalagi ada statment meyakinkan seluruh peserta 212, Kapolri sewaktu berpidato."bahwa polri telah menjadikan tersangka saudara BCP, pada hal sebelumnya beberapa kali di periksa KPK, tidak bisa jadi tersangka". Disambut pekikan takbir seluruh peserta, begitu juga para tokoh bertakbir diatas panggung mendengar pidato Jenderal Tito.
Pidato Kapolri pernah juga di sampaikan ketika di depan anggota kepolisian Mapolda Sulsel 23 Oktober 2016, terkait pentingnya polisi berpenampilan humanis terhadap aksi massa. Bahwa kekuatan people power tidak bisa di remehkan, bagaimana presiden Turki di lindungi oleh rakyatnya sebagai tameng hidup dari upaya kudeta. Dan bagaimana negara di timur tengah mengalami kegoncangan terkait tuntun rakyatnya seperti Tunisia. Pada Aksi Super damai 212 di buktikan hal itu, kepolisan manjadi pelayan dan tidak di persentai, bahkan yang mengumandangkan azan shalat jum'at dari kepolisian Kapolresta Cirebon AKBP Indra Jafar yang di tunjuk lansung oleh ust Arifin Ilham. Tidak sedikit ulama yang dukung aksi ini, baik itu dari mantan Katua NU yang juga anggota Watinpres KH Hasyim Muzadi, KH Gus Sholah, mantan Ketua Muhammadiyah Prof Dr. Din Syamsuddin. Aksi 212 dihadiri banyak tokoh, Ulama, Artis, pengusha, pejabat bahkan Presdien dan Wapres ikut shalat jum'at bersama pada hal keluar beberapa Fatwa mengenai shalat jum'at yang sampai meluber kejalan-jalan protokol jakarta.
Beberapa alasan islam sebagai penegak siskamtibmas:
1. Menegakkan keaman di masyarakat adalah perintah Rasul saw. Melalui hadis yg diriwayatkan Nasa'i. Al Muslimu Man-salima nasu min lisanihi wa yadihi." Ciri Orang muslim apabila seorang selamat dari gangguan lisan dan tangannya.
2. Al Qur'an memerintakan menaati Allah swt, Rasulnya dan para pemimpin. artinya tegaknya ketertiban masyarakat.
3. Para Ulama memenuhi janji yang sudah disepakati agar bubar usai shalat jum'at. Hal ini sesuai dengan firman Allah surah Al-Maaidah.1.
Ketika selesai zikir dan doa dan tuntutan keadilan bagi penista agama, para peserta bubar dengan tertib, bahkan tidak menyisakan sampah. Inilah akhlak mukmin. Para peserta memberi kesaksian. Ada merasakan semerbak aroma wangi tercium oleh hampir seluruh peserta unjuk rasa yg di monas, mereka ungkapkan di medsos. Hujan turun pada saat masuk waktu shalat jum'at, hingga terasa kemudahan untuk berwudhu. Bisa di bayangkan jika jutaan orang bersamaan ingin menggunkan air, tetapi Allah swt penuhi kebutuhan mereka dengan turunnya air hujan.
Olehnya itu, tidak ada lain jika apa yang ada dalam alqur'an dan sunnah di amalkan yakinlah bahwa keaman dan kedamain akan meliputi persada negri ini, sebagaimana pernah terjadi serigala tidak memakan domba, apa lagi sesama manusia tentunya saling menjaga, hal ini terjadi pada saat masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Pada akhirnya turun berkah dari langit dan bumi, jika keiman dan ketakwan diamalkan masyarkat bangsa ini.
KAPOLRI BUKTIKAN KOMITMENNYA, UNTUK MEMBANGUN KEPERCAYAAN PUBLIK ITU TERLIHAT DI AKSI 212.
0 Komentar