Jenderal Yudhiawan Jabat Kapolda Sulsel

07.15 Add Comment

Hamka Mahmud*

Dinamika mutasi dan promosi selalu menjadi musim,yang silih berganti dialami semua insan yang menjabat di institusi pemerintah. Tidak terkecuali di kepolisian. 

Penulis bersama Kapolda Sulsel saat menjabat Dirkrimumsus Polda Sulsel 2016-2019

Karena itu, bukan hal aneh jika ada pejabat baru yang menjabat digeser untuk memperluas pengabdiannya. Seperti Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R. Djajadi, S.I.K., M.Si., digeser menjadi Kapolda Sumatera Selatan. Jabatan ini, menjadi yang ketiga Sebagai Kapolda. Pertama, Kapolda Kalimantan Selatan, kedua, Kapolda Sulawesi Selatan dan yang ketiga Kapolda Sumatera Selatan.

Puang Rian, inilah sapaan beliau sebagai pejabat publik berdarah ningrat Bugis Bone. Ia menjabat 9 bulan sebagai Kapolda Sulsel. Suatu masa jabatan yang mungkin ada yang menilai singkat. Tetapi bagi penulis ini sangat berkesan. Sebab buku disertasi S3 penulis di UIN Alauddin tentang siber diberi kata sambutan bersama beberapa tokoh dan pejabat.

Yakni menteri dalam negeri RI Muhammad Tito Karnavian, Panglima Rektor UIN Alauddin Prof. Hamdan Juhannis, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso, S.Sos., M.Tr (Han), Bupati Maros Dr. H. S. Chaidir Syam, M.IP. dan Kepala Kemenag Maros Dr. H. Muhammad, M.Ag.

Sosok Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs. Yudhiawan Wibisono, M.Si.

Jumat, 20 September 2024 beredar telegram rahasia (TR) yang dikutip berbagai media. Dengan nomor ST/2098/IX/KEP/2024. Isinya instruksi Kapolri Jenderal Polisi Sulistyo Sigit Prabowo memutasi 309  anggota Polri. Salah satunya  inspektur Jenderal Polisi Drs. Yudhiawan Wibisono, M.Si menjabat sebagai Kapolda Sulsel.

Jenderal bintang dua tersebut tak asing bagi warga Sulawesi Selatan. Ia pernah menempati jabatan yang mentereng di tanah angin mamiri.  Yakni Kapolrestabes Makassar pada tahun 2019. Sebelum jabatan tersebut menjabat Direktur Kriminal Khusus Polda Sulsel selama tiga tahun lebih yakni 2016-2019.

Pada jabatan inilah penulis pernah bersua lansung di ruang kerjanya. Waktu itu, penulis mendapat arahan sms dari ajudan Kapolda Sulsel Irjen Pol Umar Septono agar silaturahmi dengan Dirkrimsus. Dimomen pertemuan tersebut penulis memberi hadiah buku karya sendiri berjudul Ini Jalanku Da'i Kamtibmas Sebuah Pengabdian.

Setelah meninggalkan Makassar mendapat jabatan penting di KPK dan juga sebagai stap ahli Kapolri. Kemudian di tahun 2023 mendapat promosi sebagai Kapolda Sulawesi Utara. Kemudian pindah menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Selatan terhitung sejak keluarnya telegram rahasia Kapolri.

Penulis yang mengenal lansung beliau mengucapkan selamat atas jabatan barunya tersebut. Semoga diberkahi Allah Subhana wata'ala.Harapan semoga keahlian penulis dalam bidang dakwah keamanan dan ketertiban dapat diberdayakan. Terutama gagasan Da'i Siber Indonesia atau DASI Polri yang telah lulus uji pada sidang promosi doktor di kampus UIN Alauddin Makassar dan mendapat nilai Cum Laude.

Tantangan Mengamankan Pilkada Serentak Tahun 2024

Jabatan yang kini diemban Kepolda Sulsel  Irjen Pol Drs. Yudhiawan Wibisono, M.Si memiliki tantangan besar dan berat dari pada jabatan sebelumnya yang pernah diemban. Terutama mengamankan Pilkada serentak di 24 Kabupaten dan Kota plus Pilkada Gubernur Sulsel.

Apa bila penulis berkesempatan ketemu langsung dengan Kapolda setelah pelantikannya. Maka akan memberi saran agar melakukan hal yang sama pernah dilakukan oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs. Puji Hartanto pada Pilkada serentak tahun 2015. Sebagaimana ada ungkapan mengatakan, "Jika ingin sukses maka lakukanlah apa yang pernah dilakukan oleh orang sukses"

Waktu Pilkada serentak tahun 2015 suasana beberapa daerah di Sulsel agak panas dan masuk kategori rawan konflik. Akan tetapi waktu itu tidak terjadi konflik kerena Kapolda memanfaatkan media siber dalam mengamankan Pilkada tersebut.

Cover buku penulis berjudul: STRATEGI DASI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMTIBMAS

Jika mengamati atmosfir Pilkada di Sulsel 2024 analisa penulis masuk kategori menegengkan. Bahkan lebih rawan dari pada tahun 2015. Sebab pelaksanaannya mencakup seluruh Sulawesi Selatan. Sehingga memecah konsentrasi petugas pengamanan. Pada Pilkada tahun 2015 tidak semua kabupaten kota dilaksanakan. Karena itu Kapolda Sulsel harus memiliki banyak strategi dalam mengamankannya.

Strategi yang dilakukan Kapolda tertulis di dalam disertasi penulis yang telah menjadi buku umum. Judulnya, "Strategi DASI POLRI Dalam Mewujudkan Kamtibmas: Role Model di Era Siber Kemitraan Polisi dangan Da'i dan Penyuluh saat Pemilu serta setelahnya." Jika penulis dapat kesempatan bertemu langsung maka akan menyerahkan buku karya penulis tersebut kepada Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs. Yudhiawan Wibisono, M.Si agar dapat meniru cara senior beliau mengamankan Pilkada serentak di Selawesi Selatan. Sehingga pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2024 di Sulsel berjalan aman dan damai.

SELAMAT JENDERAL ATAS TUGAS DAN JABATAN BARUNYA SEMOGA SUKSES DALAM MENGEMBANYA

*BY: Hamka Mahmud Seri 812. Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika/DASI (Da'i Siber Indonesia) Doktor Bidang Dakwah Siber Polri.  HP: 081285693559


Jenderal Alumni Pesantren Apresiasi Buku DASI Polri

19.35 Add Comment

Hamka Mahmud*

Semua karya tulis penulis memiliki historis dan kesan mendalam.  Ada yang melibatkan editor besar dan pembicara diragam stasiun televisi nasional yakni buku, Ini Jalanku Da'i Kamtibmas Sebuah Pengabdian.

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol. Andi Rian R. Djajadi, S.I.K., M.H.

Sementara buku kedua penulis juga penuh kesan, sabab kumpulan dari tulisan kajian Da'i Kamtibmas yang berseri. Lalu disatukan dalam satu judul buku. Namun kali ini tidak lagi menggunakan jaza editor. Sebab telah dapat ilmu dari editor besar dan berbayar tersebut. Inilah salah satu manfaatnya jika terus belajar dan aktif menulis hal bermanfaat.

Tapi ada satu buku luar biasa kesan dan dinamika penulisannya. Yakni harus melewati ujian seleksi calon menjadi komisioner KPU. Lantas Allah tak ridha penulis tinggalkan tugas da'i mitra Polri tersebut. Lalu diutuslah sosok-sosok untuk mencegah. Dari kegagalan tersebut lahir hikmah. 

Tiba-tiba memenuhi undangan BNNP Sulsel ikut diklat sebagai konselor narkoba. Lantas di forum tersebut dan disalah satu hotel di Makassar. Ilham itu muncul yakni, agar BNN RI membentuk Da'i Anti Narkotika. Ide pun diterima BNN.

Tiga buku di atas, secara meteri tak membutuhkan biaya besar untuk merampungkannya menjadi buku. Akan tatapi, buku penulis berjudul, "STRATEGI DASI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMTIBMAS: Role Model di Era Siber Kemitraan Polisi dengan Da'i dan Penyuluh saat PEMILU dan Setelahnya". Ini biaya penulisan dan perampungannya tak terkira. Sebab hasil karya ilmiah S3, disertasi yang harus melewati meja kuliah selama 3 tahun normalnya.

Dari semester 1 hingga 6 di UNI Alauddin Makassar. Pasti pembaca bisa memprediksi berapa biaya kuliah S3 hingga lulus. Tapi yang jelas banyak biayanya. Namun  Allah kirim tangan-tangan ringan yang memberi uang segepok agar puncak pendidikan formal tersebut dapat selesai. Mulai dari Yayasan Hadji Kalla, lalu Laznas BSI, dan tangan dermawan sosok Menteri Pertanian Dr. Andi Amran Sulaiman saat penulis isi khutbah Jum'at di kantornya AAS Building, serta BAZNAS Provinsi Sulsel juga BAZNAS Kabupaten Maros.

Ini yang membuat biaya penulisan dan perampungan buku, Strategi DASI POLRI sangat mahal. Bahkan ada satu foto di sampulnya, penulis harus keluarkan biaya hampir 5 juta untuk dapat bertemu dan mohon berfoto bersama dengan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. Sehingga mungkin foto tersebut menjadi salah satu  pertimbangan Kapolda Sulsel beri kata sambutan untuk cetakan ke-2 buku penulis. Serta juga adanya kata sambutan menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian.

Sampul buku Strategi DASI Polri dalam Mewujudkan Kamtibmas Cetakan Ke-2

Inspektur Jenderal Polisi Andi Rian R. Djajadi, S.I.K., M.H. Memberi kata sambutan dengan kalimat,  "Tentu selaku pimpinan Polda Sulawesi Selatan saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi tingginya, atas karya tulis ini." Tulis jenderal bintang dua alumni Ponpes IMMIM Putra Makassar. Salah satu pesantren yang didirikan oleh sosok anggota TNI yakni KH. Fadli Luran.

Lalu ditambahkan, "Era industri 4.0 (four point zero) menjadikan setiap orang dapat menjadi jurnalis dimanapun dan kapanpun. Tentunya menjadi tantangan yang tidak mudah untuk kita semua. Dimana kita dihadapkan dunia nyata dan disisi lain dihadapkan dengan dunia maya yang mampu mempengaruhi alam sadar publik dari informasi fakta menjadi narasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan". Tulis jenderal bintang dua putra Bugis Bone tersebut. Tepat di 10 Muharram 1446 Hijriyah atau 16 Juli 2024 ditanda tangani dan diserahkan kata sambutan untuk cetakan ke-2 buku penulis

"Polri harus bersinergi dengan seluruh stake holder. Baik itu pemerintah, TNI, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat. Pembentukan Da'i Siber Indonesia (DASI) ini, merupakan inovasi yang sangat baik untuk mendukung Polri dalam mengurangi kejahatan Siber." Tulis penggalan kata sambutan Kapolda Sulsel, biasanya ningrat Bugis jika ingin disapa dengan bahasa Bugis yaitu Puang Rian. 

MENULISLAH DENGAN HATI YANG IKHLAS PASTI BANYAK HATI YANG MELIRIK KARYA TULISAN ANDA

*BY: Hamka Mahmud Seri 813. Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika/DASI (Da'i Siber Indonesia) Doktor Bidang Dakwah Siber Polri.  HP: 081285693559

Masjid Megah Yang Tidak Punya Tempat Parkir Mobil

17.11 Add Comment

Hamka Mahmud*

Dimana-mana masjid megah pasti memiliki fasilitas tempat parkir kendaraan roda empat. Tetapi kali ini, masjid yang penulis terkagum kagum dengan kemegahannya, sebab dibangun dengan biaya tak sedikit yakni 15 miliyar. Namanya Masjid Jami Nurul Yaqin. Ironisnya tidak memiliki tempat untuk parkir mobil meskipun satu kendaraan. Sungguh mengherankan???

Masjid Jami Nurul Yaqin

Menggunakan rancang bangun model cangkang telur yakni tidak memiliki tiang satupun ke atap di tengah bangunan masjid. Berlantaikan marmer yang lebarnya seukuran sajadah setiap kepingnya. Kemudian dialasi karpet tebal yang jika diinjak telapak kaki akan terbenam. Dindingnya pun dijejali marmer yang berkelas. 

Bertambah kekaguman penulis saat melihat jamaah yang meramaikan salat berjamaah lima waktu, sangat banyak, yakni hampir lima saf. Baik itu hadir salat Subuh, Zhuhur, Ashar, Maqrib dan Isya. Jika dihitung ada ratusan orang selalu hadir shalat berjamaah. Masjid itu, sebenarnya berdiri di bekas lokasi masjid tua yang telah dibongkar sebelumnya.

Awalnya masjid tersebut dibangun mengundang arsitek untuk gambar. Kemudian jadilah tiga gambar yang masing-masing berbeda ongkos dan biaya pembangunannya. Ada yang berbiaya 5 miliar, dan lainya ada yang 10 miliar dan 15 miliar.

Sempat salah seorang warga yang menceritakan bagaimana dibangun masjid megah tersebut. Ia bertutur bahwa seluruh biaya pembangunan masjid ditanggung dan didanai oleh warga desa setempat. Tidak satupun sumbangan dari pemerintah.

Bahan rangka baja yakni besi huruf H didatangkan langsung dari kota Surabaya. Begitu pula atapnya dan tukang yang memasangnya berasal dari kota pahlawan. Untuk dapat menampung semua jamaah yang mendiami desa tersebut, maka kemudian dibuat lantai dua. Dihiasi dengan ornamen kaligrafi apik dan indah. Pagar masjid dari besi putih yang tak berkarat.

Penulis mewakafkan buku DANI dan Alquran diterima oleh Imam Masjid

Tidak hanya kemegahan bangunan yang membuat penulis kagum, tapi juga biaya yang dikeluarkan dalam operasional masjid yakni mencapai 11 juta setiap bulan. Dana ini untuk honor imam, marbot dan tukang bersih masjid. Bahkan pelayan mandi mayat, ada orang mati atau tidak ada ia tatap dapat honor dari dana kas masjid.

Dilengkapi dengan perpustakaan yang berisi buku berkualitas hasil sumbang perpustakaan nasional. Sehingga hal itu pula jadi inspirasi turut mewakafkan satu buku karya penulis berjudul Da'i Anti Narkotika (DANI) diterima oleh imam masjid. Penulis serahkan buku bertepatan saat usai Idul Fitri. Tepatnya Sabtu, 13 April 2024 M/3 Syawal 1445 H.

Selama bulan Ramadan 1445 H pengurus masjid mengumpulkan dana 200 juta lebih dari jamaah. Imam tarawihnya diberi honor 30 juta selama sebulan. Saking surplus dana, hingga menara yang nampak serasi dengan warna kubah dan dinding masjid ingin dibangun lagi satu tiang menara. 

Sebab Tidak Ada Tempat Parkirnya

Ketika masjid tersebut diikutkan lomba. Tim juri memberi penilaian dengan juara 2. Alasan juri memberi juara dua sebab mereka berkelakar. Bahwa karena masjid tidak ada fasilitas tempat parkir mobilnya. 

Antusias Jamaah salat jenazah bendahara masjid  H. Asikin dipimpin oleh Ust Dr. H. Abdul Hakim Jurumiah, Lc., MA 

Alasan pengurus masjid tidak ada tempat parkir disediakan yakni sebab semua warga yang tinggal didekat masjid mereka semua tidak memiliki kendaraan berupa mobil. Dan semua orang dari luar desa tersebut yang ingin mendatangin mengujungi masjid, harus datang dengan tidak menaiki mobil. Yaitu menaiki perahu dari Pelabuhan Maccini Baji, Desa Pundata Baji, Kecamatan Labbakang.

Sebab masjid tersebut berada  tepat di tengah-tengah satu pulau yang bernama Pulau Kulambing, di Desa Mattiro Uleng, Kecamatan Liukang Tupabiring Utara,  Kabupaten Pangkajenne dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. Sehingga itu pula tidak mungkin disediakan tempat parkir mobil bagi jamaah masjidnya.

BANGUNAN MASJID JAMI NURUL YAQIN PULAU KULAMBING BUKTI KETAKWAAN WARGA PULAU

*BY: Hamka Mahmud Seri 812. Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika/DASI (Da'i Siber Indonesia) Doktor Bidang Dakwah Siber Polri.  HP: 081285693559


Dua Benda Langit Berbeda, Sehingga Dua Awal Ramadhan Berbeda

23.03 Add Comment

 Hamka Mahmud*

Sudah menjadi fitrah, penetapan awal Ramadhan di Indonesia sering berbeda. Ada yang lebih dahulu dan ada yang belakangan. Hal itu sudah terjadi sejak Indonesia merdeka, bahkan sebelumnya. 

Kenapa demikian?

Menurut penulis, karena adanya dua benda langit yang ditakdirkan Allah sebagai pedoman dan penanda rotasi pergantian hari, pekan dan bahkan tahun, yakni.

{ هُوَ ٱلَّذِي جَعَلَ ٱلشَّمۡسَ ضِيَآءٗ وَٱلۡقَمَرَ نُورٗا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعۡلَمُواْ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلۡحِسَابَۚ 

Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). QS. Yunus: 5

Matahari dan Bulan disebut ayat di atas adalah dua benda langit yang penulis maksud. Selama ia ada di atas kepala kita dan selama insan mengadopsi dua metode yakni hisab dan rukyat. Maka potensi akan berbeda penetapan awal dan akhir Ramadhan terus bergulir dan bergelinding. Sebagaimana tatap bergulirnya waktu setiap saat.

Karena eksistensi dua benda langit tersebut. Sehingga populer dengan istilah metode hitungan kalender syamsiah dan metode hitungan kalender qamariah. Sunatullah, satu  berpatokan matahari dan satunya berpatokan bulan.

Argumen lain, bahwa Allah tetapkan dua metode menghitung didalam pergantian hari, pekan dan bulan yakni di kisah Ashabul Kahfi. Pada kisahnya disebutkan ada dua angka dipisah yakni 300 tahun dan 309 tahun. Berikut ayatnya,

{ وَلَبِثُواْ فِي كَهۡفِهِمۡ ثَلَٰثَ مِاْئَةٖ سِنِينَ وَٱزۡدَادُواْ تِسۡعٗا }

Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun. QS. Al-Kahfi: 25.

Pertanyaannya kenapa ada dua jumlah angka yang dipisah yakni tigaratus dan ditambah sembilan tahun? Kenapa tidak langsung disebut Ashabul Kahfi tidur 300 tahun lamanya di dalam goa tidur?

Jawabannya adalah karena adanya dua metode tersebut. Sehingga ada dua versi perhitungan yaitu 300 dan 309 tahun. Hal ini menurut penulis Tafsir Al-Munir, yakni Prof. Wahbah Zuhaili. Menurutnya versi 300 tahun adalah metode kalender syamsiah. Sedangkan versi 309 tahun adalah kalender qamariah. Hal ini diungkap dari salah satu dari tiga karya kitab tafsirnya yakni berjudul Al-Mausuah al-Qur'aniyyah al-Muyassarah. 

Nah, dengan diketahuinya dua versi perhitungan kalender tersebut. Maka kemudian bagaimana sikap seorang muslim dengan adanya perbedaan penetapan awal masuk Ramadhan 1445 Hijriyah?

Jawabannya adalah mentolerir dan tak membesar-besarkan perbedaan yang telah sering terjadi. Jangan sampai seperti di Ramadhan 1444 H lalu. Ada yang menyalahkan dan mengklaim diri paling benar, lalu melontarkan ancaman di media sosial. Ingin memenggal kepala yang berada dengan dirinya dalam pelaksanaan Idul Fitri 1444 H. Karena mengancam secara vulgar. Maka kemudian ia dilaporkan ke aparat hukum. Ia pun ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara serta dipecat tempatnya bekerja.

Menyudahi Saling Menyalahkan

Mengamalkan apa yang diyakini kebenarannya dan tidak sinis pada yang tidak sepaham adalah cara sikap terbaik saat ini. Terutama menumbuhkan dan memelihara sikap toleransi. Baik itu, toleransi antar umat beragama dan toleransi internal umat beragama.

Penulis meyakini, bahwa boleh jadi Allah menerima kedua-duanya di dalam pelaksanaan penetapan awal Ramadhan. Dalilnya adalah kisah para sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang berada dalam pelaksanaan shalat Azhar. Ketika diinstruksi oleh Nabi Muhammad ﷺ agar mereka shalat di Bani Quraizhah. Namun terjadi silang pendapat.

Ada yang shalat di perjalanan dan ada yang shalat di Bani Quraizah. Ketika kemudian perselisihan itu diadukan pada Nabi Muhammad ﷺ  Maka kemudian tidak ada yang disalahkan. Karena boleh jadi Nabi telah mengetahui, mereka semua berada disikap yang benar. Karena motifnya mereka mengerjakan ibadah yakni ikhlas semata kerena Allah. Tidak karena yang lain.

Hal ini pula yang mesti mendorong kita semua melaksanakan ibadah puasa di 1445 Hijriyah. Yaitu berniat ikhlas karena Allah awali puasa pada hari Senin, 11 Meret 2024. Juga berniat ikhlas karena Allah yang mengawali puasanya pada hari Selasa, 12 Maret 2024 M. 

Satu hal yang harus dihindari yaitu jika berniat puasa bukan karena Allah. Seperti mengatakan di dalam hati, "saya berniat puasa karena mengikuti ormas ini dan ormas itu."  Lalu di dalam hatinya tidak terpatri niat berpuasa karena Allah. Maka menurut penulis, berniat seperti ini merusak amalan ibadah puasanya. Karena bukan karena Allah ia beribadah. Wallahu 'alam Bissawab.

TUMBUHKANLAH SIKAP TOLERAN  PADA PERBEDAAN DAN BERSATU DALAM AKIDAH POKOK AGAMA ISLAM

BY: Hamka Mahmud Seri 811. Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika/DASI (Da'i Siber Indonesia) Doktor Bidang Dakwah Siber Polri.  HP: 081285693559

Penceramah Takziah yang Mentakziahi Dirinya Sendiri

16.39 Add Comment

Hamka Mahmud*

Penyampaian ceramah takziyah  kali ini, terasa hambar dan  hilang ruh penyemangatnya. Sebab yang ceramah takziyah, ia juga sedang dirundung duka. Tidak kebetulan, kadarullah. Seandainya ajal dapat diketahui, bahwa ia akan datang kepada Bapak penulis.

Foto Bapak Penulis saat ibadah umrah Januari 2023

Mungkin malam Senin, 3 Maret 2024 tidak beranjak dari rumah menuju Kecamatan Moncongloe atas undangan sahabat Penyuluh Agama Islam Non PNS Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros yakni  Ustadz Usman Arumbia, S.Pd.I. Sebelum berangkat ceramah takziah Bapak penulis meminta didoakan, sebab ia merasa sakit sesak napas. Penulis ikuti permitaanya, setelah itu pamit. Ia pun mengizinkan. Ternayata kemudian di perjalanan berita duka datang dari sitri penulis. 

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاۤ إِلَیۡهِ رَ ٰ⁠جِعُونَ 

, "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). QS. Baqarah: 156.

Bapak penulis lahir ketika sebelum Indonesia merdeka. Tepatnya pada tanggal 1 Juli 1940. Diberi nama Mahmud Dg Maudu. Lahir dan dibesarkan tepat di kampung yang saat ini berdiri masjid Al-Markaz Maros yakni Buttatoa. Dari Bapak yang bernama Daeng Mammu dan ibu bernama Daeng Tima. Sembilan bersaudara 8 laki-laki 1 perempuan.

Bapak penulis saat bertolak di Bandara Sulatan Hasanuddin untuk pergi umrah

Amal Jariyah Besar:

1. Alirkan Listrik Lintas Provinsi 

Bapak pernah bercerita bahwa ia yang pernah bekerja membangun dan memasang rangka tiang listrik tegangan tinggi. Disebut SUTET (saluran listrik udara) yang melintas antara provinsi di Sulawesi Selatan. Dari pengalaman tersebut, Bapak penulis berani melilit kabel yang telanjang dengan tangan tampa dialasi sarung tangan tak disengat listrik.

2. Turut Serta Membangun Masjid Al-Manar Kassi

Di kawasan tempat tinggal penulis berdiri sebuah masjid bernama Al-Manar. Ketika dibangun tahun 1970 an atau 1980an. Bapak yang menjadi tukang yang paling banyak berkontribusi hingga masjid dapat dipakai shalat berjamaah. Pernah ia bercerita pada penulis, bahwa ia tidak pernah berharap upah saat bekerja membangun masjid tersebut. 

Sayyid Abdul Muttalib Assaqaf Puang Lallo ayah dari almarhum mantan Kepala Kemenag Maros S. Muhammad Rijal Assaqaf yang memanggil bekerja membangun masjid terbesar kala itu di kampung tempat kelahiran penulis. Karena khidmatnya pada tokoh Tarekat tersebut hingga tidak berharap upah.



Bapak penulis bersama kakak, dan ipar serta keponakan saat umrah

3. Menyerahkan Sebagian Rumah Jadi Tempat Rehabilitasi Narkoba

Penulis menjadi pendakwah aktif bahaya narkotika tidak lepas dari dukungan Bapak. Ketika penulis memiliki ide membangun rumah damping, yang diperuntukkan bagi klien rehabilitasi narkotika dan juga mantan narapidana kasus narkoba yang ingin ikut program rehabilitasi. Bapak tampa ragu, menyerahkan lantai dua rumahnya untuk menjadi kamar-kamar yang ditempati para korban narkoba. Berkat dukungan tersebut, penulis berhasil merehab mantan napi kasus narkoba yang kini sukses dan mandiri. Ada yang jadi pengusaha madu, guru TPA dan menjadi imam masjid.

4. Mendirikan Pondasi Masjid Da'i Kamtibmas.

Waktu itu, di tahun 2015. Ditemani Kapolsek Turikale Kompol M. Idris, kakek H. Abdul Salam Dg Situju, dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Pettuadae Aiptu Suardi. Meletakkan batu dan menyiram semen ketika pondasi masjid Da'i Kamtibmas dibangun. Tidak hanya itu, bapak penulis turut serta memasang batu bata satu persatu dan juga tempat wudhu murni semuanya hasil kerja keras polesan tangan terampilnya. 

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ -١٢٧- 

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Isma‘il, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. QS. Al-Baqarah: 127

Peletakan batu pertama pembangunan masjid Dai Kamtibmas oleh Kapolsek Turikale

Berkat kontribusinya hingga tuntas dibangun hingga dilirik jenderal bintang dua meresmikannya. Yakni Irjen Pol Dr. H. Anton Charliyan, MPKN. Pada tanggal 6 Juni 2016. Saat penandatangan prasasti hadir Bupati Maros, Ketua DPRD Maros, Ketua MUI Maros, dan segenap tokoh masyarakat dan pemuda.

Penulis yakin karena amal jariyah tersebut. Sehingga proses sekarat mautnya berjalan mudah. Wafatnya tidak disangka-sangka, ia masih sering ke sawah dan ke kebunnya. Kalau penulis tidak ada, Bapak yang jadi imam masjid. Matanya tidak buram. Mengaji dengan mushab Alquran tampa kacamata selama ini selalu dilakukan.

Persemian masjid Dai Kamrtibmas oleh Kapolda Sulsel

Pengungkapan amal jariyah Bapak adalah cara penulis mengamalkan Hadist Nabi Muhammad ﷺ,

عَنْ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اذْكُرُوا محاسن مَوْتَاكُمْ، وَكُفُّوا عَنْ مَسَاوِئِهِمْ

Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Sebutlah kebaikan orang-orang yang telah wafat di antara kalian dan cegahlah untuk menyebut keburukan mereka” (H.R. Tirmidzi)

Bapak penulis wafat meninggalkan ibu yang saat ini mengalami buta semenjak pulang ibadah umrah bersamanya. Bapak meninggalkan 5 putra putri. Dan puluhan cucu dan cicit. Kepada pembaca tulisan ini jika ada khilaf dan salah bapak penulis. Mohon dimaafkan, dan jika ada sangkutan piutang atau janji yang belum ditepati. Berharap menghubungi kami putra putrinya.

Semoga Allah Subhana wata'ala menerima amalnya, mengampuni dosanya, menjadikan kuburnya taman dari taman-taman surga. Amin Ya Rabal 'alamin

AYAH SOSOK YANG BERKORBAN SEGALA HAL UNTUK ANAKNYA AGAR TUMBUH DEWASA MAKA DARI ITU WAJIB BERBAKTI PADANYA

BY: Hamka Mahmud Seri 810. Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika/DASI (Da'i Siber Indonesia). Doktor Bidang dakwah Siber Polri.  HP: 081285693559