Allah Kirim Rezki Dari Anak yang Telah Wafat (sesi I )

02.00

Hamka Mahmud*

Januari 2024 penulis mengalami hal ajaib yang jarang terjadi. Dan kali ini  ingin mengisahkan suatu peristiwa yang langka tersebut. Sebab ada dua anak penulis dari lima, memiliki kisah yang unik. Untuk sementara hanya dua. Belum nampak yang lain yakni anak sulung di masa kecilnya sempat hampir mati saat disengat listrik PLN. Lalu Allah takdirkan ia panjang umur dan saat ini mondok di pesantren dengan biasiswa full sejak Tsanawiyah hingga Aliyah di Pondok Tahfidz milik PLN.

Atifah Muhimmah masa 5-6 tahun sedang asyik belajar membaca Alquran dan terjemahnya

Sementara adiknya, bernama Atifah Muhimmah yakni putri kedua yang telah wafat 31 Desember 2022 lalu. Juga terjadi hal yang ajaib. Sebab tiba-tiba di bulan Januari 2024 ini Allah mengirim rezki yang tidak disangka-sangka di balik wafatnya putri penulis tersebut. Seolah ayat Alquran terjadi di keluarga penulis.

 وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجا وَیَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَیۡثُ لَا یَحۡتَسِبُۚ وَمَن یَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥۤۚ 

Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. QS. Surat Ath-Thalaq: 2-3.

Penulis kisahkan hal ini, sebagai ungkapan syukur atas nikmat Allah tersebut. Dan juga sebagai laporan kepada beberapa insan yang telah mengetahui peristiwa yang penulis alami. Sebelum rezki tersebut Allah takdirkan diterima. Sebab ada yang menyarankan tempuh ranah hukum. Kisahnya bersesi agar dapat dipetik hikmahnya. 

Jeda Sekolah Karena Sakit Struk dan  Ginjal

Putri penulis Atifah Muhimmah dari sejak lahir mengalami hal yang unik dan langka. Yakni sakit Spinabifida dan Hidrosefalus. Hidup dengan selang jalur bypass untuk cegah cairan di kepalanya menumpuk. Sekalipun hidup cacat, akan tetapi setengah dari badanya berpungsi dengan baik. Karena itu, ia sekolah di SDLB. Tiap hari di antar jemput. 

Atifah sedang menikmati jajanan saat istirahat siang di sekolahnya SLBN Maros

Lalu bertepatan wabah Covid 19 usai, yakni di bulan Fabruari 2022 ia sakit parah. Infark selebri menurut dokter RS. Lapalaloi. Lalu di rujuk ke RS. Wahidin Sudirohusodo kota Makassar. Ketika di rawat di sana, dokter anak yang menangani mendiagnosa juga terkena penyakit gagal ginjal atifikal progresif akut. Hal tersebut sempat disampaikan kapada ibunya. Dan saat yang sama terjadi peristiwa nasional. Ratusan anak di Indonesia tiba-tiba terkena penyakit yang sama. Sehingga penyakit tersebut disingkat GGAPA.  Penyebabnya adalah obat cair yang mengandung racun, sehingga mengakibatkan ginjal anak rusak.

Akibatnya seluruh obat tersebut di putuskan ditarik oleh pemerintah dan dilarang diproduksi lagi. Lebih satu bulan dirawat inap di RS Wahidin. Ringkasan rekam medik saat ia diizinkan pulang oleh dokter anak yang menanganinya. Kalimat tertera bahwa ia dirawat "poli anak (ginjal)". Tulis di resume medik.

Wafat saat Sedang Masih Menjalani Rawat Jalan.

Sekali sepekan diantar berobat jalan, mengikuti arahan dokter anak yang menangani. Berbulan-bulan hal ini dilakukan. Sakit yang dialami menyita perhatian banyak aktivis  penggalangan dana dan BAZNAS.

Atifah belajar ulang menulis huruf Hijaiyyah dengan tangan kiri, sebab tangan kanannya tak berfungsi

Seorang karyawan Yayasan Hadji Kalla melihat langsung kondisi putri penulis di rumah. Lalu tiba-tiba ia mengajak temanya untuk lakukan penggalangan dana pembelian kursi roda. Artis Melanie Subono berhasil diajak menyumbang satu set kursi roda. Disamping itu juga menyerahkan dana bantuan dari hasil penggalangan dana tersebut.

BAZNAS Provinsi Sulsel juga tidak luput perhatiannya. Melalui H. Irfan Sanusi Baco menemui putri penulis yang terbaring lesu di rumah imam masjid Da'i Kamtibmas Kabupaten Maros. Begitu pula datang bantuan dari  BAZNAS Kabupaten Maros.

Selang keteter terus terpasang saat Atifah menjalani rawat jalan. 

Efek sakit struk dan GGAPA  kondisi kesehatan putri penulis belum bisa normal kembali. Tangan kanannya kaku. Tinggal 25 % tubuhnya bisa digerakkan. 75 % lainnya tidak bisa. Dua kakinya lumpuh, lalu di tambah sakit infrak selebri membuat badan di bagian kanan tak berfungsi. 

Namun demikian, semangat tatap tinggi dalam belajar. Dengan naik kursi roda ia belajar mengaji dan latihan menulis pakai tangan kiri di masjid tempat penulis jadi imam. 

Rawat jalan masih sering dilakukan. Berat badannya menurun drastis dan kondisi tubuhnya drop dan saat yang sama, menjelang akhir tahun 2022 terjadi banjir besar di Kota Maros. Putri penulis diungsikan ke rumah neneknya di Ponpes Darul Istiqomah. Dengan memakai rakit menerobos banjir. Lalu beberapa hari dipengungsiaan. Tepatnya 31 Desember 2022 ajal menjeputnya.

Liang lahad tempat Atifah bersemayam, gambar penulis tidak dapat menahan kesedihan hingga harus dipapah

Putri yang mungil itu telah pergi untuk selama-lamanya. Ajaibnya sejak ia dirawat dan dipelihara di tengah keluarga penulis sejak tahun 2010 hingga 2022. Berbagai rezki tak disangka-sangaka selalu datang menghampiri. Bahkan ketika ia telah wafat tiba-tiba Presiden Joko Widodo memutuskan memberi bantuan pada ahli warisnya.

Berlanjut...

*BY: Hamka Mahmud Seri 801. Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika/DASI (Da'i Siber Indonesia) Doktor Bidang Dakwah Siber Polri. HP: 081285693559


Previous
Next Post »
0 Komentar