Penceramah Takziah yang Mentakziahi Dirinya Sendiri

16.39

Hamka Mahmud*

Penyampaian ceramah takziyah  kali ini, terasa hambar dan  hilang ruh penyemangatnya. Sebab yang ceramah takziyah, ia juga sedang dirundung duka. Tidak kebetulan, kadarullah. Seandainya ajal dapat diketahui, bahwa ia akan datang kepada Bapak penulis.

Foto Bapak Penulis saat ibadah umrah Januari 2023

Mungkin malam Senin, 3 Maret 2024 tidak beranjak dari rumah menuju Kecamatan Moncongloe atas undangan sahabat Penyuluh Agama Islam Non PNS Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros yakni  Ustadz Usman Arumbia, S.Pd.I. Sebelum berangkat ceramah takziah Bapak penulis meminta didoakan, sebab ia merasa sakit sesak napas. Penulis ikuti permitaanya, setelah itu pamit. Ia pun mengizinkan. Ternayata kemudian di perjalanan berita duka datang dari sitri penulis. 

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاۤ إِلَیۡهِ رَ ٰ⁠جِعُونَ 

, "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). QS. Baqarah: 156.

Bapak penulis lahir ketika sebelum Indonesia merdeka. Tepatnya pada tanggal 1 Juli 1940. Diberi nama Mahmud Dg Maudu. Lahir dan dibesarkan tepat di kampung yang saat ini berdiri masjid Al-Markaz Maros yakni Buttatoa. Dari Bapak yang bernama Daeng Mammu dan ibu bernama Daeng Tima. Sembilan bersaudara 8 laki-laki 1 perempuan.

Bapak penulis saat bertolak di Bandara Sulatan Hasanuddin untuk pergi umrah

Amal Jariyah Besar:

1. Alirkan Listrik Lintas Provinsi 

Bapak pernah bercerita bahwa ia yang pernah bekerja membangun dan memasang rangka tiang listrik tegangan tinggi. Disebut SUTET (saluran listrik udara) yang melintas antara provinsi di Sulawesi Selatan. Dari pengalaman tersebut, Bapak penulis berani melilit kabel yang telanjang dengan tangan tampa dialasi sarung tangan tak disengat listrik.

2. Turut Serta Membangun Masjid Al-Manar Kassi

Di kawasan tempat tinggal penulis berdiri sebuah masjid bernama Al-Manar. Ketika dibangun tahun 1970 an atau 1980an. Bapak yang menjadi tukang yang paling banyak berkontribusi hingga masjid dapat dipakai shalat berjamaah. Pernah ia bercerita pada penulis, bahwa ia tidak pernah berharap upah saat bekerja membangun masjid tersebut. 

Sayyid Abdul Muttalib Assaqaf Puang Lallo ayah dari almarhum mantan Kepala Kemenag Maros S. Muhammad Rijal Assaqaf yang memanggil bekerja membangun masjid terbesar kala itu di kampung tempat kelahiran penulis. Karena khidmatnya pada tokoh Tarekat tersebut hingga tidak berharap upah.



Bapak penulis bersama kakak, dan ipar serta keponakan saat umrah

3. Menyerahkan Sebagian Rumah Jadi Tempat Rehabilitasi Narkoba

Penulis menjadi pendakwah aktif bahaya narkotika tidak lepas dari dukungan Bapak. Ketika penulis memiliki ide membangun rumah damping, yang diperuntukkan bagi klien rehabilitasi narkotika dan juga mantan narapidana kasus narkoba yang ingin ikut program rehabilitasi. Bapak tampa ragu, menyerahkan lantai dua rumahnya untuk menjadi kamar-kamar yang ditempati para korban narkoba. Berkat dukungan tersebut, penulis berhasil merehab mantan napi kasus narkoba yang kini sukses dan mandiri. Ada yang jadi pengusaha madu, guru TPA dan menjadi imam masjid.

4. Mendirikan Pondasi Masjid Da'i Kamtibmas.

Waktu itu, di tahun 2015. Ditemani Kapolsek Turikale Kompol M. Idris, kakek H. Abdul Salam Dg Situju, dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Pettuadae Aiptu Suardi. Meletakkan batu dan menyiram semen ketika pondasi masjid Da'i Kamtibmas dibangun. Tidak hanya itu, bapak penulis turut serta memasang batu bata satu persatu dan juga tempat wudhu murni semuanya hasil kerja keras polesan tangan terampilnya. 

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ -١٢٧- 

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Isma‘il, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. QS. Al-Baqarah: 127

Peletakan batu pertama pembangunan masjid Dai Kamtibmas oleh Kapolsek Turikale

Berkat kontribusinya hingga tuntas dibangun hingga dilirik jenderal bintang dua meresmikannya. Yakni Irjen Pol Dr. H. Anton Charliyan, MPKN. Pada tanggal 6 Juni 2016. Saat penandatangan prasasti hadir Bupati Maros, Ketua DPRD Maros, Ketua MUI Maros, dan segenap tokoh masyarakat dan pemuda.

Penulis yakin karena amal jariyah tersebut. Sehingga proses sekarat mautnya berjalan mudah. Wafatnya tidak disangka-sangka, ia masih sering ke sawah dan ke kebunnya. Kalau penulis tidak ada, Bapak yang jadi imam masjid. Matanya tidak buram. Mengaji dengan mushab Alquran tampa kacamata selama ini selalu dilakukan.

Persemian masjid Dai Kamrtibmas oleh Kapolda Sulsel

Pengungkapan amal jariyah Bapak adalah cara penulis mengamalkan Hadist Nabi Muhammad ﷺ,

عَنْ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اذْكُرُوا محاسن مَوْتَاكُمْ، وَكُفُّوا عَنْ مَسَاوِئِهِمْ

Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Sebutlah kebaikan orang-orang yang telah wafat di antara kalian dan cegahlah untuk menyebut keburukan mereka” (H.R. Tirmidzi)

Bapak penulis wafat meninggalkan ibu yang saat ini mengalami buta semenjak pulang ibadah umrah bersamanya. Bapak meninggalkan 5 putra putri. Dan puluhan cucu dan cicit. Kepada pembaca tulisan ini jika ada khilaf dan salah bapak penulis. Mohon dimaafkan, dan jika ada sangkutan piutang atau janji yang belum ditepati. Berharap menghubungi kami putra putrinya.

Semoga Allah Subhana wata'ala menerima amalnya, mengampuni dosanya, menjadikan kuburnya taman dari taman-taman surga. Amin Ya Rabal 'alamin

AYAH SOSOK YANG BERKORBAN SEGALA HAL UNTUK ANAKNYA AGAR TUMBUH DEWASA MAKA DARI ITU WAJIB BERBAKTI PADANYA

BY: Hamka Mahmud Seri 810. Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika/DASI (Da'i Siber Indonesia). Doktor Bidang dakwah Siber Polri.  HP: 081285693559


Previous
Next Post »
0 Komentar