Bungunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya Indonesia | Kajian Da'i Kamtibmas Seri (6)

23.12
WWW.TCMIRASANTIKA.COM - Kita sudah di edukasi dari kitab samawi, bahwa segala sesuatu di ciptakan berpasang-  pasangan dari yang sudah kita tahu maupun belum. Begitupun dalam membangun negeri ini, ada kalimat perintah dari sepenggal bait lagu kebangsaan kita ini. Bahwasanya dibangun jiwanya itu didahulukan dari pada membangun fisiknya. 

Contoh konkritnya : Renungkanlah dari pidato seorang Presiden yang mendahulukan membangun jiwa  rakyatnya ketika ia memimpin, melalui gerakan shalat subuh berjamaah, sampai ada ahli zakat Indonesia Prof. Dr. Didin Hafiuddin, M.Sc pernah bekata, "tahun 90 an saya kenegeri ini begitu sepi shalat barjamaah dimasjid, sekarang era kepimpinan Presiden Ini luar biasa, penuh semangat beragama merata seluruh lapisan masyarkat, kaum tua, kaum muda, pejabat negara, hingga rakyatnya.

Masjid dupenuhi kendaraan ketika masuk waktu shalat, sehingga dengan itulah ia begitu dicintai rakyatnya, karena ia membangun jiwanya kemudian badannya. Coba kita lihat rakayatnya, begitu dengar pidatonya sewaktu ingin di kudeta, mereka bahu membahu, berbondong - bondong jadi tameng hidup dari upaya perampasan paksa  yang gagal dari oknum aparat. 

Kita ambil hikmahnya, ini redaksi pidato Presiden Erdogan yang di juluki Muadzzin Eropa : 
"Selamat malam. Apa yang terjadi hari ini adalh perbuatan kelompok kecil dalam tubuh angkatan bersenjata Turki, dan ini merupakan gerakan yang digunakan oleh kekuatan perarel, saya sangat yakin, orng - orang ini akan mendapatkan hukuman yang setimpal dari kekuatan - kekuatan kita yang bersatu. Mereka telah menggunakan sumber daya yang telah diberikan oleh rakyat dalam bentuk tank - tank, meriam - meriam, pesawat - pesawat, helikopter - helikopter, dan mereka menggunakannya untuk menyerang rakyat kita, yang harus mereka bayar sangat mahal.

Kami, baik perdana menteri maupun saya sendiri akan mengambil langkah - langkah yang diperlukan dengan sikap penuh percaya diri dan kuat dalam keadaan ini. Kami tidak bisa mengatakan bahwa konsekuensi dari tindakan - tindakan  mereka ini akan berbeda dari apa yang saya tadi katakan, dan kita tidak bisa biarkan arena ini terbuka untuk mereka.

Saya sangat yakin akan menghapus penjajahan yang mereka ambil inisiatifnya ini, dan saya ingin mengabarkan kepada semua orang bahwa kita akan menghadapi mereka dengan kekuatan penuh dan tidak ada kekuatanpun yang cukup kuat untuk melawan kekuatan rakyat kita. Saya mengundang anda semua menuju bandara - bandara dan kita akan lihat apa yang akan dilakukan kelompok minoritas ini kepada rakayat kita. Saya tidak pernah melihat kekuatan yang lebih kuat dari pada rakyat sebuah bangsa".

"Jika kita ingin sukses tirulah orang sukses", isi pepatah ini sangat baik kita amalkan. Hingga itulah sekarang sangat populerlah namanya studi banding. Saya juga pernah studi banding masalah dampak buruk minuman keraas di Manado pada tahun 2015, karen ingin bukti empirisme sebab perjuangan harus di barengi dengan pengorbanan, dan jika  nanti ada yang mau membela bahwa miras itu baik, bisa mngundang devisa untuk pariwisata. maka saya akan paparkan faktanya, menyadarkan pikirannya dan membuka hatinya. Saya tertarik di manado karena program Polda Sulut, di Polres  Kota manado tertulis pada baliho besar . "Barenti jo bagate" mari berhenti minum miras/cap tikus. Betul, saya dapat fakta bagaimana kultur nagatif ini merusak siskamtibmas. 

Disana saya liat tarkam (petengkaran antar kampung), dan sekelompok orang se enak wae besarkan volume musiknya mulai datang malam hingga pagi, pada malam minggu padahal bertentangga dengan perkampungan padat, ada lagi pondok pesantren di lokasi itu. Liputan Studi ini dipaparkan dalam buku ini jalanku, Da'i Kamtibmas. Yang tidak lama lagi syamsul falah. Bi idznillah.

Tidak akan terpuruk sebuah kelompok, komunitas, suku, bangsa, dan negara yang dibangun dengan dua metode ini, "bangun jiwa dan bangun badan". Sabab melahirkan sifat optimis, pantang menyerah, pencari solusi dan berdedikasi tinggi dengan penuh integritas jati diri orang timur dan tidak kebarat - baratan. 

Pertanyaannya dari mana kita mulai hal ini ? Jawabnya dari diri kita masing - masing, kemudian dikelurga, kelompok hingga meluas, menyebar hingga seperti firman Allah swt dalam Al Quran di surah Ar-rad ayat 11. 

"Allah tidak akan merubah sebuah kaum hingga pribadi - pribadi mereka berubah sendiri" QS. Ar ra'ad : 11"



SEKALI LAGI TIDAK AKAN RUGI ORANG MEMADUKAN, MENGEJAKAN PARINTAH DAN MENJAHUI LARANGAN ALLAH SWT

Penulis : Hamka Mahmud

Previous
Next Post »
0 Komentar