Sembunyi-Sembunyi, Terang-Terangan | Kajian Dai Kamtibmas seri (29)

07.44
Allah swt memerintah hambanya untuk tdk berhenti, tdk bosan  menyembahNya sampai ajal menjemput. Dalam beribadah juga Allah membagi ibadah kepadaNya dua macam yaitu sirriya (sembunyi-sembunyi) seperti puasa sunnah, sedekah,dakwah sesuai sikon, shalat lail dan ada beberapa lagi yang lain intinya tidak dianjurkan di nampakkan bahkan dirahasiakan gunanya agar menjaga hati ini dari hal-hal yang merusak ibadah tersebut, tetapi bisa juga diungkapakan sebagai sarana memotivasi yg lain agar juga mengerjakannya.

Selanjutnya Ibadah jahriyah (demonstrasi) terang-terangan, di nampakkan seperti dakwah, shalat fardu dan shalat jum'at, bahkan shalat menjadi alat ukur atau barometer iman seseorang. Ada satu tetara elit yang paling di takuti Zionis israel yaitu Pasukan Izzuddin Al Qassam  Hamas Palestina yg punya persyaratan  mengangkat  pasukan minimal hafal 15 juz Al Qur'an dan tidak pernah alfa shalat berjamaah 40 hari 40 malam (konsisten). Caranya diketahui ketika mendaptar membawa surat rekomendasi dari imam setempat dimana calon perajurit tinggal surat itu berisi pengakuan bahwa calon tentara ini aktif shalat bejamaah tdk pernah absen selama 40 hari berturut-turut. Setelah itu baru ada pertimbangan untuk diterima jadi pasukan Izzudin Al-Qassam

Hari ini juga demikian jutaan orang bekumpul di padang arafah menampakkan diri, harus berada ditempat tersebut sekali pun sakit, dalam rangka wukuf, berhenti, merenung,tafakkur, introfeksi diri. Sudah banyakkah amalku atau kurang dosaku. Mereka saling kenal mengenal ragam manusia warna kulit bahasa cuma satu tujuannya yaitu memenuhi panggilan Allah swt. Sementara yg tdk berada di padang arafah sangat di ajurkan untuk berpuasa sunnah. Semoga yg berhaji tahun ini mendapat gelar haji babrur dan yang blum berangakat haji semoga Allah mengundang untuk bersiarah ke dua tempat mulia Masjid Haram dan Masjid Nabawi. "Allahumma rzuqna ziaratal haramain".

KARNA ALLAH SEGALA PERINTAH DIKERJAKAN AGAR IKHLAS HATI INI MENERIMA

Penulis : Hamka Mahmud

Previous
Next Post »
0 Komentar