Respon Positif | Kajian Dai Kamtibmas seri(39)

01.02
WWW.TCMIRASANTIKA.COM - Koran fajar sabtu 24-09-2016 merilis berita tentang keputusan Pemda Maros menutup kafe bernyanyi di sekirar PTB tempat wisata kuliner yg dengannya Bupati mendapatkan juara inovasi pengelolaan PKL. Yang sebenaranya kafe tersebut memang tdk masuk wilayah kawasan kuliner. Hanya pemilik kafe yg tiga bersaudara, bhwa imfo dari masyarakat seolah mereka pemilik PTB berlagak seperti preman yg ingin menancap pengaruhnya di kawasan kuliner, seperti gembong pebisnis prostitusi kalijodoh jakarta yg bru baru saja di gulung usaha bisnis haram mirasnya plus kafe-kafe bernyanyi oleh aparat Polda Metro. Orang seperti ini akan selalu ada dan cari celah kelengahan masyarakat memantau bisnis gelapanya. Seperti yang baru-baru ini juga di maros tapi cepat di endus oleh masyarakat. Eks pemilik kafe dan bisnis prostitusi Doli ingin pulang kampung, cuma ada indikasi ingin membuat Doli kedua di Maros. 

Ketika kabar itu beredar seorang aktifis pemuda lansung jadikannya judul khutbah jum'at  Dai itu ingin mengaduk simpati dn prihatin masyarakat maros. Khatib bertanya pada jamaah. Bagaimana kira-kira kota yang banyak melahirkan Ulama di sulsel dan kota yang paling banyak Pondok Pesantrennya dari 24 kabupaten sesulsel, ada tempat lokalisasinya? Nampak respon peserta jumaat antusias, nampak dari tegaknya kepala mereka melihat khatib semangat menyampaikan uraiannya. Kemudian isu ini di bawa di rapat pleno seorang anggota DPRD maros. Jadilah Bupati dan seluruh SKPD memantau eks pemilik kafe terbanyak di Lokalisasi Doli yg telah di tutup oleh ibu Tri Risma. Pada saat sidak Bupati dan seluruh jajarannya si empunya rumah yg kira-kira  pagarnya saja miliaran biayanya, kabur meninggalakan tamu pejabat yg ingin menanyakan apa yg mau di bangun tempat tersebut. Pada hal seadainya pemilik rumah punya etiket baik atau tdk ada indikasi mempisitasi tempat mesum tentunya tdk usah lari.

Kemudian isu bahwa ada orang yg ingin bangun Doli kedua dimaros. Seorang  Dai bawa imfo itu kelantai tiga rapat kordinasi Mapolda Sulsel menjelang pelantikan Presiden dan Wapres. Ketika moderator membuka sesi tanggapan dan pertanyaan terkait ancaman apa yang bisa mengganggu keamanan menjelang pelantikan Presiden. Seorang dari peserta rapat menyampaikan kabar tersebut. Maka jadilah isu ini dipantau oleh Mapolda. Dan Alhamdulillah Doli Kedua urung dibuka sebab respon masyarakat atau pencegahan tindak kriminal agar tdk tejadi di istilahkan Preventif. Menurut studi kasus Kami, terus terang sudah banyak masyarakat rusak akibat keberadaan kafe-kafe plus jual miras dan penjajaan sex  yg apabila sdh banyak orang terlibat maka susah ditutup. Contoh jalan poros perbatasan Pangkep Barru. Kecamatan segeri, jika kita melintas pada malam hari daerah tersebut. Kita akan dengar dentuman musik pengumbar birahi diputar, bersamaan banyaknya supir2 truk yg singgah istirahat Plus-plus di kafe tersebut padahal pengkep dulu terkenal dengan kota santri. Ada lagi laporan masyarakat  bahwa RUMAH BERNYANYI di makassar yang memancing masyarakat datang berkaroke dengan iming-iming murah 15.000 perjam. Tapi sebenarnya ada bisnis terselubung di situ yaitu MENJUAL MIRAS dan ini fakta. Ini di sampaikan oleh jukir yang parkir sampai tiga ship  rumah bernyanyi hingga jam 03 subuh di sekitar jalan. Gunung Latimojong makassar. Ini ilegal karna tdk ada izinnya menjual miras.
Sekali lagi tempat maksiat itu merusak apa yang telah di lakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan, anak kita rusak disana, pria-pria khianati istrinya disana, wanita ia korbankan kehormatanya demi dorongan nafsunya demi mencari rupiah. Tidak boleh dengan alasan pariwisata miras di halalkan, homo dan lesbi di benarkan. olehnya itu sebelum ada di lokasi tempat tinggal anda cegah itu, jika sudah ada berjuanglah dengan cara yg baik dn benar agar tempat itu ditutup sebab merusak SISKAMTIBMAS

TERIMAKASIH PEMDA MAROS KARNA TELAH MENEGAKKAN KAMTIBMAS DAN MENERIMA SARAN MASYARAKAT

Penulis : Hamka Mahmud

Previous
Next Post »
0 Komentar